FERDINANDMAKING.BLOGSPOT.COM
Industri selalu dikaitkan sebagai sumber
pencemar karena aktivitas industri merupakan kegiatan yang sangat tampak dalam
pembebasan berbagai senyawa kimia ke lingkungan. Teman-teman sering melihat
asap tebal membubung keluar dari cerobong pabrik? Ya, asap tebal tersebut
merupakan limbah gas yang dikeluarkan pabrik ke lingkungan. Bagaimanakah
teknologi pengolahan limbah gas tersebut sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan
bebas?
Sebagian jenis gas dapat dipandang
sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi gas tersebut melebihi
tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal dari sumber alami (seperti gunung
api) serta juga gas yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic
sources). Senyawa pencemar udara itu sendiri digolongkan menjadi (a)
senyawa pencemar primer, dan (b) senyawa pencemar sekunder.
Senyawa pencemar
primer adalah senyawa pencemar yang langsung dibebaskan dari sumber
sedangkan senyawa pencemar sekunder ialah senyawa pencemar yang baru
terbentuk akibat antar-aksi dua atau lebih senyawa primer selama berada di
atmosfer. Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang
paling sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah: karbonmonoksida (CO),
oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat
(debu).
Definisi dari pencemaran udara itu
sendiri ialah peristiwa pemasukan dan/atau penambahan senyawa, bahan, atau
energi ke dalam lingkungan udara akibar kegiatan alam dan manusia sehingga
temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan
yang paling baik. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa nilai lingkungan
udara tersebut telah menurun.
Pencemaran udara yang disebabkan
oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan dari 6 (enam) sumber utama, yaitu:
- pengangkutan dan transportasi
- kegiatan rumah tangga
- pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil
- pembakaran sampah
- pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan
- pembakaran bahan bakar dan emisi proses
Suatu penelitian dari Ross [1972]
menyatakan bahwa pengangkutan merupakan sumber yang memberikan iuran terbesar
dalam emisi pencemar per tahun dan hal ini terus meningkat karena adanya
penambahan kendaraan dalam lalu lintas di jalan raya pada lima tahun terakhir.
Di Amerika Serikat, industri memberikan bagian yang relatif kecil pada
pencemaran atmosferik jika dibandingkan dengan pengangkutan. Namun, karena
kegiatan industri merupakan aktivitas yang mudah diamati dan merupakan golongan
sumber pencemaran titik (point source of pollution), masyarakat pada
umumnya lebih menganggap industri sebagai sumber utama polutan yang menyebabkan
udara tercemar. Belum lagi dengan limbah padat dan limbah cair industri yang
semakin memperparah image negatif industri di masyarakat.
Pengendalian
Pencemaran
Pengendalian pencemaran akan membawa
dampak positif bagi lingkungan karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan
masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih
tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah, dan yang paling
penting ialah kerusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus
diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar
dan hal tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan
ke lingkungan, kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis
lingkungan.
Pengendalian pencemaran udara dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu pengendalian pada sumber pencemar dan
pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang
lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang
akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam sebuah
pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu
penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.
Alat-alat pemisah debu bertujuan
untuk memisahkan debu dari alirah gas buang. Debu dapat ditemui dalam berbagai
ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan sifat higroskopik
yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan
dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat
pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya:
- Pemisah BrownAlat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan rentang ukuran 0,01 – 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk oleh susunan filamen gelas denga jarak antar filamen yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.
- Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga 0,1
mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang mengandung
minyak atau debu higroskopik.
- Pengendap elektrostatikAlat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang kering dengan ukuran rentang 0,2 – 0,5 mikron. Secara teoritik seharusnya partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.
- Pengumpul sentrifugalPemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga debu akan menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan rentang ukuran diameter hingga 10 mikron lebih.
- Pemisah inersiaPemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam aliran gas. Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja dengan baik untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.
- Pengendapan dengan gravitasiAlat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.
Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas secara bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda umum yang dapat digunakan untuk pemisahan secara simultan ialah:
• Menara percik
Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang berkecepatan rendah dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butiran. Alat ini merupakan alat yang relatif sederhana dengan kemampuan penghilangan sedang (moderate). Menara percik mampu mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20 mikron dan gas yang larut dalam air.
• Siklon basah
Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang mendandung partikel dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih baik daripada menara percik. Rentang ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3 – 5 mikron.
• Pemisah venturi
Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian yang disempitkan dan kemudan gas akan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan di daerah sempit tersebut. Alat ini dapat memisahakan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang larut di dalam air.
• Tumbukan orifice plate
Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini membentur lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan ini akan bertumbukkan dengan penyekat dan air akan menyerap gas serta mengikat debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat diserap ialah 1 mikron.
• Menara dengan packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan cairan dan gas di antara packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir secara co-current, counter-current, ataupun cross-current. Ukuran debu yang dapat diserap ialah debu yang berdiameter lebih dari 10 mikron.
• Pencuci dengan pengintian
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang dapat ditangani ialah partikel yang berdiameter hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada permnukaan filamen.
• Pembentur turbulen
Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola pejal. Partikel dapat dipisahan dari aliran gas karena bertumbukkan dengan bola-bola tersebut. Efisiensi penyerapan gas bergantung pada jumlah tahap yang digunakan.
Pemilihan Teknologi
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi pengendalian dan rancangan sistemnya ialah:
1. watak gas buang atau efluen
2. tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan
3. teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
4. kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi
Industri-industri di Indonesia terutama industri milik negara telah menerapakan sistem pengendalian pencemaran udara dan sistem ini terutama dikaitkan dengan proses produksi serta penanggulangan pencemaran debu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar