JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR YA...
KESEHATAN LINGKUNGAN PESISIR DAN PANTAI
A.Pencemaran oleh limbah padat
dan cair di kawasan pesisir
Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan
perairan laut yang mudahterpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat.
Wilayah pesisir yang meliputi daratan dan perairan pesisir sangat penting
artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini bukanhanya merupakan
sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian,tetapi
juga merupakan lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan
minyak bumiserta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur
pelayaran.
Sebagian besar permasalahan lingkungan yang menyebabkan
kerusakan kawasan pesisir dan laut merupakan akibat dari kegiatan-kegiatan
di darat. Kerusakan lingkungan di kawasan pesisir tersebut disebabkan oleh
akumulasi limbah yang dialirkan dari daerah hulu melaluiDaerah Aliran Sungai
(DAS). Penurunan kualitas lingkungan kawasan pesisir terjadi
apabila jumlah limbah telah melebihi kapasitas daya dukungnya.
Bahan pencemaran atau polutan di
perairan pantai dapat berasal dari kegiatan rumahtangga, industri dan
pertanian. Wilayah pesisir merupakan tempat terakumulasinya
segala macamlimbah yang dibawa melalui aliran air, baik limbah cair maupun
padat. Menurut PeraturanPemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut
adalah masuknya ataudimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan lautoleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkanlingkungan laut tidak sesuai lagi
dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Pencemaran laut adalahmasuknya zat atau
energi, secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia kedalam
lingkungan laut termasuk daerah pesisir pantai, sehingga dapat menimbulkan
akibat yangmerugikan baik terhadap sumber daya alam hayati, kesehatan manusia,
gangguan terhadap kegiatan di laut, termasuk perikanan dan penggunaan lain-lain
yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kualitas air laut serta
menurunkan kualitas tempat tinggal dan rekreasi (Kantor Menteri
Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991).
Laut merupakan tempat pembuangan langsung sampah atau
limbah dari berbagai aktifitasmanusia dengan cara yang murah dan mudah,
sehingga di laut dapat ditemukan berbagai jenissampah dan bahan pencemar.
Sampah sering ditemukan berserakan di sepanjang pantai dansemakin banyak di
dekat pemukiman, khususnya pemukiman yang membelakangi pantai.Pemukiman seperti
ini dikategorikan sebagai pemukiman kumuh yang fasilitas sanitasi dankebersihan
lingkungan sangat buruk. Dengan demikian upaya pencegahan adalah sangat
pentinguntuk dilakukan guna melindungi wilayah pesisir dari daerah yang
terancam pencemaran.
Secara
normal, laut memiliki daya asimilasi untuk memproses dan mendaur
ulang bahan-bahan pencemar yang masuk kedalamnya. Tetapi konsentrasi
akumulasi bahan pencemar yang semakin tinggi mengakibatkan daya asimilatif
laut sebagai ³gudang sampah´ menjadimenurun dan menimbulkan masalah
lingkungan.Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup
besar baginelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian
menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan kita. Aktivitas
di laut yang mengancam terumbu karangantara lain pencemaran dari pelabuhan,
tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas
kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.Dampak pencemaran ini
mempengaruhi kehidupan manusia, organisme lain sertalingkungan sekitarnya. Oleh
karena itu pencemaran harus dikendalikan secara dini, sehinggatidak merusak
lingkungan laut, menurunkan keanekaragaman hayati dan tidak
mengganggukeseimbangan ekosistem laut
Penyebab utama pencemaran wilayah pesisir adalah:
1. Masih
rendahnya kepedulian industri sepanjang DAS dan pesisir terhadap
sistem pengolahan limbah cair yang masuk ke perairan umum
2. Kurang
ketatnya pengawasan limbah oleh instansi terkait
3. Belum
jelasnya penerapan sanksi terhadap industri yang melanggar isi dokumen Amdaldan
peraturan perundangan yang berlaku (PP 27/99 tentang Amdal dan UU 23/97
tentangPengelolaan Lingkungan Hidup)
4. Rendahnya
kepedulian masyarakat pesisir terhadap pengelolaan sampah dan
kebersihanlingkungan sekitarnya serta pola bangunan yang membelakangi pantai
5. Penangkapan
ikan dengan bahan kimia
6. Sampah
dan kegiatan pariwisata massal
7. Buangan
minyak kotor dari kapal ikan, nelayan, dan sebagainyaBerdasarkan review dari
berbagai sumber, diketahui ada berbagai jenis bahan pencemar dilaut beserta
sumbernya, seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini:
8.
Tabel 1. jenis dan sumber bahan pencemaran di laut
No.
|
Bahan Pencemar
|
Contoh
|
Sumber
|
1.
|
Pestisida
|
Herbisida, Insektisida, Fungisida
|
Lahan Pertanian, Semprotan Nyamuk
|
2.
|
Sulfaktan
|
Deterjen, Air sisa Cucian, dan
lain-lain
|
Rumah tangga, pasar, restoran dll
|
3.
|
Logam – semi logam
|
Merkuri, raksa,arsen,scelenium,cadmium,tembaga, dll
|
Pabrik tekstil, cat, baterai
|
4.
|
Buangan Thermis
|
Air panas
|
Air pendingin mesin dari Pembangkit Tenaga
Diesel/pembangkit Listrik Tenaga Uap/ kapal/pabrik
|
5.
|
Sampah rumah tangga
|
Plastic, kotoran manusia,sisa
makanan, botol, kaleng, dll
|
Rumah tangga, industri
|
6.
|
Limbah organic industri
|
Serbuk gergaji, kulit kayu
|
Industri meubel, playwood, dll
|
7.
|
Sedimentasi
|
Lumpur/pasir
|
Erosi, penambangan
|
8.
|
Minyak
|
Tumpahan/buangan minyak
|
Pengeboran minyak, kapal, dll
|
9.
|
Zat kimia
|
Sianida
|
Penangkapan ikan karang
|
Dahuri
dan Damar (1994) menyatakan, ditinjau dari daya uraiannya maka bahan pencemar pada
perairan laut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Senyawa-senyawa
konservatif, merupakan senyawa-senyawa yang dapat bertahan lama didalam suatu
badan perairan sebelum akhirnya mengendap ataupun terabsorbsi oleh
adanya berbagai reaksi fisik dan kimia perairan, contoh: logam-logam
berat, pestisisda, dandeterjen.
2. Senyawa-senyawa
non konservatif, merupakan senyawa yang mudah terurai dan berubah bentuk
di dalam suatu badan perairan, contoh: senyawa-senyawa organik
sepertikarbohidrat, lemak dan protein yang mudah terlarut menjadi zat-zat
anorganik olehmikroba.
Lebih
lanjut Dahuri dan Damar (1994) mengatakan bahwa sumber bahan pencemar
perairanlaut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Point
sources, yaitu sumber pencemar yang dapat diketahui dengan pasti
keberadaannya,contoh: pencemar yang bersumber dari hasil buangan pabrik atau
industri.
2. Non
point sources, yaitu sumber pencemar yang tidak dapat diketahui secara
pastikeberadaannya, contoh: buangan rumah tangga, limbah pertanian, sedimentasi
serta bahan pencemar lain yang sulit dilacak sumbernya.
Beberapa
jenis bahan pencemar yang sering menyebabkan terjadinya pencemaran di lautyaitu
limbah domestik dan pertanian. Macam - macam limbah cair terdiri dari: rumah
tangga(domestik), industri dan pertanian.
1. Air
limbah domestik
Sumber domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdaganganmaupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat rekreasi, dll. Limbah jenis ini sangatmempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen demand) dan kandungan organik sistem pasokan air. Metoda dasar penanganan limbah domestik pada dasarnya terdiri dari tiga tahap:
- Pengolahan dasar (primary treatment), yang meliputi pembersihan grit, penyaringan, penggilingan dan sedimentasi,
Sumber domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdaganganmaupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat rekreasi, dll. Limbah jenis ini sangatmempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen demand) dan kandungan organik sistem pasokan air. Metoda dasar penanganan limbah domestik pada dasarnya terdiri dari tiga tahap:
- Pengolahan dasar (primary treatment), yang meliputi pembersihan grit, penyaringan, penggilingan dan sedimentasi,
-
Pengolahan
kedua (secondary treatment) menyertakan proses oksidasi larutan materi
organik melalui media lumpur yang secara biologis aktif, dan kemudian
disaring,
- Penanganan tersier, di mana metode biologis canggih diterapkan untuk menghilangkannitrogen, di samping metode kimia maupun fisika seperti penyaringan granular dan absorbsikarbon.
- Penanganan tersier, di mana metode biologis canggih diterapkan untuk menghilangkannitrogen, di samping metode kimia maupun fisika seperti penyaringan granular dan absorbsikarbon.
-
2. Limbah
IndustriSifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari
sumbernya. Limbah jenis ini bukansaja mempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD, COO
maupun kandungan organiknya, tetapi jugamengubah struktur kimia air akibat
masuknya zat-zat anorganik yang mencemari. Penangananlimbah ini diiakukan
dengan cara memasang instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sebelumdibuang ke
lingkungan atau badan air, dan penanganan sistem pembuangan limbah domestik
itusendiri. Terdapat beberapa pilihan dalam mengendalikan air limbah industri
yaitu: Pengendaliansecara end of pipe, yaitu pada titik pembuangan dari
sumbernya pabrik), Penanganan pada proses produksi (penerapan produksi
bersih).
3. Air
limbah pertanianBerasal dari sedimen akibat erosi lahan, unsur kimia limbah
hewan atau pupuk (umumnya fosfor dan nitrogen), dan unsur kimia dari
pestisida. Unsur pencemar ini meliputi balk sedimen darierosi lahan tanaman
perkebunan maupun larutan fosfor dan nitrogen yang dihasilkan oleh limbahhewani
serta pupuk, pengendalian dapat dilakukan dengan membuat penampungan di
sampingmelakukan penanganan baik dalam kolam terbuka maupun tertutup, dan
sistem pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit dengan komposisi yang
tepat
Salah
satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker
minyak (tumpahan minyak). Tumpahan minyak baik dari proses di kapal,
pengeboran lepas pantaimaupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan
minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi
fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akansangat cepat
dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup
di sekitar pantai tersebut.
Dampak
yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya bagi biota laut baik
di jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka Pendek, masuknya
molekul-molekul hidrokarbonminyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan
akan beraroma dan berbau minyak. Minyak dapat menyebabkan kematian pada
ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksidadan keracunan bahan
berbahaya lainnya. Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masihmuda.
Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa
minyak dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.
Tumpahan
minyak (oil spills) di laut disebabkan oleh aktifitas manusia diantaranya
yaitu:
1.
Aktifitas
Transportasi
Tumpahan minyak yang berasal dari pengangkut minyak, biasanya memiliki resikomemiliki resiko yang besar dalam hal pencemaran laut. Hal ini terjadi misalnya karenafaktor kesalahan navigasi yang mengakibatkan: tabrakan, kandas, tenggelam danterbakar, sehingga kapal tanker pengangkut minyak itu menumpahkan muatannya danmencemari laut dan pesisirnya.
Disamping itu, selain memuat minyak kargo, kapal pun membawa air ballast (sistemkestabilan kapal menggunakan mekanisme bongkar-muat air) yang biasanyaditempatkan dalam tangki slop. Sampai di pelabuhan bongkar, setelah proses bongkar selesai sisa muatan minyak dalam tangki dan juga air ballast yang kotor disalurkan kedalam tangki slop. Tangki muatan yang telah kosong tadi dibersihkan dengan water jet, proses pembersihan tangki ini ditujukan untuk menjaga agar tangki diganti dengan air ballast baru untuk kebutuhan pada pelayaran selanjutnyaHasil buangan dimana bercampur antara air dan minyak ini pun dialirkan ke dalamtangki slop. Sehingga di dalam tangki slop terdapat campuran minyak dan air. Sebelumkapal berlayar, bagian air dalam tangki slop harus dikosongkan denganmemompakannya ke tangki penampungan limbah di terminal atau dipompakan kelaut dan diganti dengan air ballast yang baru. Tidak dapat disangkal buangan air yang dipompakan ke laut masih mengandung minyak dan ini akan berakibat pada pencemaran laut tempat terjadi bongkar muat kapal tanker.
Tumpahan minyak yang berasal dari pengangkut minyak, biasanya memiliki resikomemiliki resiko yang besar dalam hal pencemaran laut. Hal ini terjadi misalnya karenafaktor kesalahan navigasi yang mengakibatkan: tabrakan, kandas, tenggelam danterbakar, sehingga kapal tanker pengangkut minyak itu menumpahkan muatannya danmencemari laut dan pesisirnya.
Disamping itu, selain memuat minyak kargo, kapal pun membawa air ballast (sistemkestabilan kapal menggunakan mekanisme bongkar-muat air) yang biasanyaditempatkan dalam tangki slop. Sampai di pelabuhan bongkar, setelah proses bongkar selesai sisa muatan minyak dalam tangki dan juga air ballast yang kotor disalurkan kedalam tangki slop. Tangki muatan yang telah kosong tadi dibersihkan dengan water jet, proses pembersihan tangki ini ditujukan untuk menjaga agar tangki diganti dengan air ballast baru untuk kebutuhan pada pelayaran selanjutnyaHasil buangan dimana bercampur antara air dan minyak ini pun dialirkan ke dalamtangki slop. Sehingga di dalam tangki slop terdapat campuran minyak dan air. Sebelumkapal berlayar, bagian air dalam tangki slop harus dikosongkan denganmemompakannya ke tangki penampungan limbah di terminal atau dipompakan kelaut dan diganti dengan air ballast yang baru. Tidak dapat disangkal buangan air yang dipompakan ke laut masih mengandung minyak dan ini akan berakibat pada pencemaran laut tempat terjadi bongkar muat kapal tanker.
2.
Docking
(Perbaikan / Perawatan kapal)Semua kapal secara periodik harus dilakukan
reparasi termasuk pembersihan tangki danlambung. Dalam proses docking semua
sisa bahan bakar yang ada dalam tangki harusdikosongkan untuk mencegah
terjadinya ledakan dan kebakaran. Dalam aturannyasemua galangan kapal harus
dilengkapi dengan tangki penampung limbah, namun padakenyataannya banyak galangan
kapal tidak memiliki fasilitas ini, sehingga buanganminyak langsung dipompakan
ke laut.Selain itu juga di Docking dilakukan proses scrapping kapal (pemotongan
badan kapaluntuk menjadi besi tua) ini banyak dilakukan di industri kapal di
India dan AsiaTenggara termasuk Indonesia. Akibat proses ini banyak kandungan
metal dan lainnyatermasuk kandungan minyak yang terbuang ke laut. Diperkirakan
sekitar 1.500ton/tahun minyak yang terbuang ke laut akibat proses ini yang
menyebabkan kerusakanlingkungan setempat.
3.
Terminal
Bongkar MuatProses bongkar muat tanker bukan hanya dilakukan di pelabuhan,
namun banyak jugadilakukan di tengah laut. Proses bongkar muat di terminal laut
ini banyak menimbulkan resiko kecelakaan seperti pipa yang pecah, bocor maupun
kecelakaan karena kesalahanmanusia.
4.
Bilga
dan tangki bahan bakar Umumnya semua kapal memerlukan proses ballast saat
berlayar normal maupun saatcuaca buruk. Karena umumnya tangki ballast kapal
digunakan untuk memuat kargomaka biasanya pihak kapal menggunakan juga tangki
bahan bakar yang kosong untuk membawa air ballast tambahan. Saat cuaca
buruk maka air ballast tersebut dipompakanke laut sementara air tersebut sudah
bercampur dengan minyak. Selain air ballast, jugadipompakan keluar adalah air bilga
yang juga bercampur dengan minyak. Bilga adalahsaluran buangan air, minyak, dan
pelumas hasil proses mesin yang merupakan limbah.Aturan internasional mengatur
bahwa buangan air bilga sebelum dipompakan ke lautharus masuk terlebih dahulu
ke dalam separator, pemisah minyak dan air, namun padakenyataannya banyak
buangan bilga illegal yang tidak memenuhi aturan Internasionaldibuang ke laut..
5.
Pengeboran
minyak lepas pantaiTumpahan minyak dari pengeboran minyak lepas pantai biasanya
disebabkan olehkebocoran peralatan pengeboran yang kurang sempurna, sehingga
ceceran minyak akanlangsung masuk ke laut. Bila ceceran minyak ini berlangsung
terus-menerus, jumlahminyak yang mencemari lingkungan laut tidak boleh
diabaikan, apalagi jika terjadikecelakaan di tempat-tempat pengeboran maka
jumlah minyak yang masuk mencemarilaut menjadi lebih besar.
6. Pengilangan
minyak Kegiatan di kilang minyak merupakan sumber yang dapat menimbulkan
pencemaranminyak di perairan, karena air limbah proses pengilangan bercampur
minyak, misalnyaair drain yang berasal dari stripping, desalter, dan treating
process. Setelah digunakandi kilang, sebagian besar air dibuang kembali ke
lingkungan sebagai limbah, dimana limbah ini banyak mengandung minyak yang
dapat mencemari badan air dan padaakhirnya menuju ke laut.
B. Dampak pencemaran terhadap
lingkungan dan kesehatan
Pencemaran
laut merupakan salah satu bentuk tekanan terhadap lingkungan laut maupunsumber
daya yang didalamnya dapat menyebabkan kerugian bagi sistem alami
(ekosistem)maupun bagi manusia yang merupakan bagian dari sistem alami
tersebut. Dengan kata lain, pencemaran laut tidak hanya merusak habitat
organisme laut serta proses biologi dan fisiologinyasaja, tapi secara tidak
langsung dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia, karenaterakumulasi
oleh bahan-bahan pencemar melalui konsumsi bahan pangan laut yang
telahterakumulasi sebelumnya. Padahal selain sebagai sumber bahan pangan, laut
juga mengandung berbagai jenis sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup danmeningkatkan kesejahteraan manusia.
Laut
yang tercemar oleh tumpahan minyak, memberikan dampak negatif ke
berbagaiorganisme laut, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di laut,
yang pada akhirnya akanmerugikan kehidupan manusia. Beberapa dampak ekologis
akibat dari tumpahan minyak adalahsebagai berikut (Laode M. Kamaluddin, 2002):
1.
Lapisan
tumpahan minyak mempengaruhi tingkat intensitas fotosintesis fitoplanktonyang
dapat menurunkan atau memusnahkan populasi fitoplankton. Kondisi ini merupakan bencana
besar bagi kehidupan di perairan karena fitoplankton merupakan dasar bagisemua
kehidupan perairan.
2. Pencemaran
air laut dari tumpahan minyak berdampak pada beberapa jenis burung laut,karena
tumpahan minyak tersebut menyebabkan degradasi lemak dalam hati,
kerusakansaraf, pembesaran limpa, radang paru dan ginjal pada burung-burung
tersebut. Salah satucontoh kasus seperti ini pernah terjadi di perairan lepas
pantai Inggris pada tahun 1967 aakibat kecelakaan kapal tanker Torrey
Canyon.Kejadian ini mengakibatkan kuranglebih 100.000 burung telah terbunuh.
3. Tumpahan
minyak dapat mengganggu keseimbangan berbagai organisme aquatik pantai,seperti
berbagai jenis ikan, terumbu karang, hutan mangrove dan rusaknya pantai
wisata.Hutan mangrove yang hidup disepanjang pantai beradaptasi di dalam air
laut dengan caradesalinasi melalui proses ultra-filtrasi. Akar mangrove, yang
tumbuh di dalam lumpur, berfungsi untuk menyerap oksigen melalui suatu
jaringan aerasi yang kontak denganudara, yang disebut dengan breathing roots.
Jika pantai tercemar minyak, lumpur akantertutup oleh deposit minyak yang dapat
merusak sistem akar mangrove, sehingga difusioksigen dari udara ke dalam
jaringan aerasi terhambat.
4.
Tumpahan
minyak menghambat atau mengurangi transmisi cahaya matahari ke dalam
air laut, yang disebabkan karena absorpsi minyak bumi (cahaya matahari
diserap olehtumpahan minyak) atau cahaya dipantulkan kembali oleh minyak ke
udara. Semakintebal lapisan minyak maka pelarutan oksigen dari udara semakin
terganggu dan akanmerugikan biota-biota laut.
5. Jika
tumpahan minyak tersebut tidak mematikan sumber daya laut, maka
pencemarantersebut menurunkan kualitasnya. Hal ini berhubungan dengan kemampuan
hewan-hewan laut untuk mengakumulasi minyak di dalam tubuhnya. Akumulasi ini
seringmenyebabkan daging ikan berbau minyak, sehingga merugikan para nelayan
karena tidak dapat menjual ikan tangkapan mereka.
6.
Untuk
bidang pariwisata, polutan minyak di perairan mengurangi minat wisatawan,karena
keindahan laut tertutup oleh lapisan minyak.
Pencemaran
laut berdampak bagi terumbu karang. Indonesia memiliki 10% terumbukarang dunia.
Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah pantai. terumbu
karang juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi masyarakat yang
tinggal di sekitar pantai. Selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai
kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan obat-obatan.
Bagi
kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan, pencemaran laut
sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan, udang,
kerang hijau,dllsemakin menurun. Penurunan hasil laut ini diakibatkan oleh
maraknya pembuangan limbah kelaut.Selain pencemaran minyak, di laut juga kadang
terjadi pencemaran oleh limbah industryyang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.
Salah satunya berupa logam berar seperticadmium, timah dan mercury. Selain itu
kandungan limbah yang tinggi akan besi dan tembaga juga berbahaya karena
dapat menjadi racun dalam tubuh ikan bila kadarnya berlebih dari jumlahyang
dibutuhkan untuk metabolism tubuh.
Pencemaran
secara serius dapat disebabkan oleh adanya buangan cadmium atau air raksasecara
berlebih di laut. Pencemaran seperti ini telah terjadi di Teluk Minamata Jepang
pada tahun1953-1960 dimana kurang lebih 100 orang menjadi korban. Dari korban
ini ada yang meninggaldan ada yang mengalami cacat seumur hidup . mereka
kebanyakan keracunan karena memakankerang yang telah tercemar oleh hasil
buangan dari pabrik. Kasus kedua di Jepang terjadi padatahun 1965 di dekat
mulut sungai Agano yang disebabkan peningkatan pemakaian cadmiumsehingga
masyarakat disekitar sungai Jinstu banyak yang mengalami penyakit itai-itai
akibat mengkonsumsi hasil perikanan laut seperti cumi-cumi yang telah tercemar.
Logam-logam
berat ini masuk kedalam tubuh hewan dan umumnya tidak dikeluarkanlagi dari
tubuh sehingga logam-logam ini bertumpuk dan terakumulasi dalam tubuh he wan
ini.Sebagai akibatnya logam-logam ini akan terus ada disepanjang rantai
makanan. Hal inidisebabkan oleh karena predator pada satu tropi level makan
mansa mereka dari tropic kevel yanglebih rendah yang telah tercemar. Dari sini
terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi
pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi di dalam tropic level ataudikenal
dengan istilah bioakumuasi. Jika hewan laut yang tercemar ini dikonsumsi maka
dapamenyebabkan keracunan logam berat pada manusia.Selain itu dilaut juga dapat
terjadi pencemaran yang disebabkan oleh pestisida. Pestisidaini sengaja ditebar
dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hamatanaman atauorganisme
lain yang tidak diingini. Bila zat ini dipakai secara teru-menerus maka zat ini
akantertumpuk. Pada saat hujan turun zat in. i dapat masuk kebadan air dan
masuk ke sungaikemudian akhirnya sampai kelaut.Salah satu penelitian menemukan
salah satu bahan kimia dari pestisida yaitu
Organochloride yang ditemukan
dalam tubuh ikan dan udang dan bahan ini akan terus menumpuk dalam tubuh
hewan sampai mencapai kadar berbahaya bagi keshatan bila dikonsumsi.
Peristiwaini dapat dilihat di sungai Rhine di Jerman.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Gubernur Sumatera
Utara Nomor : 136/3240.K Tentang R encana Strategis (Renstra)Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dan Laut Propinsi Sumatera Utara.
Roman, Fatur. 2009.Pendidikan
Lingkungan Hidup Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Jilid 3.
Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup Lembaga Penelitian Universitas NegeriMalang.
Website:http://www.lemlit.um.ac.id
Sudibjo, Elly
Rasdianti.Laporan Akhir Naskah Akademis Adlam Rangka Menuju
Perbaikan Kebijakan Lingkungan Pada Aktivita Industri Maritime Depaetemen
Kelautan Dan Perikanan Sekretariat Jendral Tahun Anggaran 2006. Jakarta,
2006
Hutabarat, Sahara dan
Stewart M. Evans. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia,UI-Press.
Jakarta,1985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar