Kamis, 23 Juli 2015

KONSEP DASAR ,Definisi,Strategi, PROMOSI KESEHATAN

KONSEP DASAR PROMKES
Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan masyarakat..

WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.

Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).
Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit, menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :

1. membangun kebijakan kesehatan publik
2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. memberdayakan masyarakat
4. mengembangkan kemampuan personal
5. berorientasi pada layanan kesehatan
6. promote social responbility of health
7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan

Pada realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai. Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah

1. social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk juga persoalan-persoalan ekonomi.
2. noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data penyakit tidak menular sebagai berikut, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (0,43%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus 5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular meliputi pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.

3. health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian dan pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, systemn dan teknologi-teknologi terbaru.

4. promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan kemitraan, pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement pasca bencana.
Di saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka dibutuhkan suatu strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya hasil yang didapatkan efektif dan tepat. Keleher, et.al (2007) menyampaikan 5 (lima ) strategi (pendekatan) sebagai berikut :
1. primary care / pencegahan penyakit
2. pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku
3. partisipasi pendidikan kesehatan
4. community action
5. socio-ecological health promotion.
Masing-masing dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode / teknik yang berbeda-beda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang berkelanjutan (area no 4) maka strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku. Bilamana mempergunakan strategi ini maka media informasi kesehatan, kelompok-kelompok diskusi, pengembangan ketrampilan personal akan lebih tepat sebagai metodenya. Dan tentunya pemilihan pendekatan atau metode selalu didahului dengan community analysis, karena menurut Dignan & Carr (1992) bahwa dalam setiap upaya promosi kesehatan melalui langkah-langkah berikut ini : Community analysis, targeted assessment, program plan development, implementation, evaluation.
Sebagai bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah peromosi kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Suatu monitoring adalah Berikut ini tipe-tipe evaluasi (Fertman & Allensworth, 2010)
1) Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama program perencanaan dan pengembangan.
2) Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi pada informasi sistematis yang didapat selama implementasinya.
3) Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan dicapai,
4) Outcome evaluation, menekankan apakah program ini dapat emmberikan hasil sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan.
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat. Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global.
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti


Definisi Promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk mengontrol dan mengembangkan kesehatan mereka dalam rangka mencapai status kesehatan yang meliputi fisik, mental, kesejahteraan sosial. Individu atau kelompok mampu untuk mengidentifikasi dan mengejawantahkan aspirasi, pemuasan kebutuhan, dan merubah lingkunganya.
Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan baik di tingkat personal, swasta, maupun pemerintah.

2.    Strategi Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan menurut WHO ( internasional adalah )
-       Advokasi; pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Advokasi yang berhasil akan menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya sehingga keberlangsungan program dapat lebih tejamin.
-       Mediasi. kegiatan promosi kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus melibatkan lintas sector dan lintas program. Mediasi berarti menjembatani “pertemuan” diantara beberapa sector yang terkait . Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Sebagai contoh, kegiatan promosi kesehatan terkait kebersihan lingkungan harus melibatkan unsure kimpraswil dan pihak lain yang terkait sampah.
-       Memampukan masyarakat (enable),  adalah kegiatan pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu menjaga dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Kemandirian masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatanya merupakan tujuan dari kegiatan promosi kesehatan.
Strategi promosi kesehatan menurut  Departemen Kesehatan RI adalah :
-       Advokasi
-       Advokasi; pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Advokasi yang berhasil akan menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya sehingga keberlanagsungan program dapat lebih tejamin.
-       Bina Suasana adalah kegiatan mencari dukungan social ( social support) dalam rangka membuat suasana yang cukup kondusif untuk diselenggarakan suatu program peningkatan kesehatan pada masyarakat.
-       Gerakan.  Kegiatan dilakukan secara bersama sama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, yaitu:
-       Strategi Promosi Kesehatan Primer
Tindakan pada fase ini adalah untk mencegah terjadinya kasus penyakit. Berfokus pada masyarakat yang masih daam keadaan sehat.
-       Strategi Promosi Kesehatan Sekunder
Strategi promosi kesehatan sekunder berfokus pada masyarakat yang beresiko untuk mengalami penyakit.
-       Strategi Promosi Kesehatan Tersier
Dala tahap ini, strategi kesehatan difokuskan pada masyarakat yang sudah terkena penyakit. Focus penanganan yaitu dengan rehabilitasi untuk mencegah kecacatan/ kemunduran lebih lanjut dari penyakitnya tersebut.

3.    Mainstream Promosi Kesehatan Nasional dan Internasional meliputi :
-       Penyakit TB dan Malaria
-       Maternal Mortality (kematian ibu)
-       kecelakaan laluilintas
-       penyakit HIV/AIDS
-       Keamanan pangan
-       Kesehatan Mental
-       Diabetas, Tembakau
-       Pemberantasan Alkohol
-       Pemukiman kumuh
-       Kesehatan Lansia.

4.    Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016 meliputi :
-       Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan
-       Pembangunan Promosi Kesehatan yang berkelanjutan
-       Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
-       Sistem promosi kesehatan

  1. Strategi Promosi kesehatan untuk menangani penyakit DBD, TB, dan degenerative adalah dengan cara sebagai berikut :
-       Pemberdayaan Individu
Kemampuan individu dalam menjaga kesehatan terutama yang berhubungan dengan penyakit DBD, TB dan penyakit degenaratif akan menentukan keberhasilan program. Individu yang sudah terpola berperilaku hidup bersih sehat akan lebih mudah untuk menolong dirinya sendiri dari masalah kesehatan tersebut.
-       Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat akan mempengaruhi ligkungan. Masyarakat yang peduli akan kebersihan lingkunganya akan mengurangi resika penyakit DBD dan TB. Pada masalah penyakit degenerative, penggerakan masyarakat secara tidak langsung akan mendukung pemberdayaan individu, misalnya adanya Posyandu lansia, senam lansia, gaya hidup dan sebagainya.
-       Pemperkuat sistem kesehatan
System kesehatan yang tidak hanya mengutamakan kuratif akan mendukung terjadinya penyakit DBD, TB dan degenerative. Pencegahan yang baik akan mengurangi resiko penyakit.
-       Kerjasama lintas sektor
Kebersihan lingkungan ( pada kasus DBD dan TB ) tidak dapat dilakukan hanya oleh sector kesehatan saja. Tetapi harus melibatkan sector lain misalnya dinas kimpraswil, dinas social, dinas tenaga kerja, pemerintahan dan sebagainya. Pencegahan penyakit degenerative juga harus melibatkan beberapa sector yang terkait sehingga penyakit  degenerative akan dapat dicegah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar